Nama: Mardia Senova
Npm : 146210124
Kelas:4b
Pengertian Konjungsi
Konjungsi disebut juga kata penghubung
atau kata sambung. Dengan kata lain, konjungsi adalah kata atau ungkapan
penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.
Konjungsi terbagi 2, yaitu sebagai berikut.
1. Konjungsi
koordinatif, yaitu kata yang menggabungkan kata atau klausa yang
berstatus sama, misalnya kata dan, tetapi, atau, bahkan, tambahan,
namun, dan lain-lain. Contoh:
Aku ingin berangkat sekolah, tetapi hujan belum reda.
2. Konjungsi subordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan anak
kalimat dan induk kalimat atau menghubungkan bagian dari kalimat
subordinatif, misalnya kata ketika, pada, saat, jika/jikalau,
sebab/karena, agar, supaya, bahwa, yang, untuk, guna, demi, andai,
seandainya, bila, apabila, sementara, dan lain-lain. Contoh:
Ia tertidur ketika guru menjelaskan materi pelajaran.
Kegunaan atau fungsi konjungsi adalah untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat.
Kamis, 17 Maret 2016
Rabu, 16 Maret 2016
Pengertian S, P, O, Pel. Ket.
Pengertian
S, P, O, Pel. Ket.
- Subjek
(S)
Subjek adalah fungsi inti kedua setelah predikat. Bentuk subjek biasanya berupa nomina, baik berupa kata, frasa, maupun klausa. Untuk menentukan subjek, dapat ditentukan dengan menggunakan pertanyaan siapa dan apa. - Predikat
(P)
Pada suatu kalimat, predikat menjadi fungsi paling inti karena hubungan antara fungsi-fungsi yang lain melalui predikat. Predikat pada umumnya menyatakan suatu tindakan (aksi), proses, presitiwa, keadaan, atau perihal. - Objek
(O)
Objek merupakan bagian yang menerangkan langsung terhadap predikat kata kerja transitif. Biasanya berupa nomina, atau frasa nominal. Pada kalimat aktif transitif, objek akan bergeser fungsinya menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan. - Pelengkap
(Pel.)
Dalam kalimat, pelengkap menerangkan langsung predikat kata kerja intransitif. Pelengkap memiliki kemiripan dengan objek. Namun, pelengkap tidak dapat menjadi subjek akibat penafsiran kalimat. - Keterangan
(Ket.)
Keterangan merupakan bagian kalimat yang ingin menerangkan selutruh bagian kalimat dan dapat dipindahkan tanpa mengubah makna kalimat tersebut.
Pola Dasar
Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan
sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat
terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa
pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat
dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus
didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang
berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe
ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Misalnya:
- Mereka sedang berenang. = S / P
- Ayahnya guru SMA. = S / P
- Gambar itu bagus.= S / P
- Peserta penataran ini empat puluh orang. = S / P
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina
atau frasa nominal. Misalnya:
- Mereka sedang menyusun karangan ilmiah. = S / P / O
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
- Anaknya beternak ayam. = S / P / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
- Dia mengirimi saya surat. = S / P / O / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
- Mereka berasal dari Surabaya. = S / P / K
Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari. = S / P / O / K
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat
dasar tipe nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya
- Ungu bermain musik di atas panggung. = S / P / Pel. / K
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Dia mengirimi ibunya uang setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
TUGAS 3, ANALISIS KLAUSA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH AL-KAFIRUN
Nama : Mardia Senova
Kelas : 4B
NPM : 146210124
Mata Kuliah : Sintaksis
Nama Dosen : Ermawati S, S.Pd., M.A
TERJEMAHAN
1).
Katakanlah: Hai orang-orang kafir
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku
ANALISIS
1.
Hai orang-orang kafir
S P
N
Pada terjemahan ayat 1 ini disebut klausa nomina karena
predikatnya terletak pada kelas kata nomina.
2.
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
S P O pel
V
Pada
terjemahan ayat 2 ini disebut klausa verba karena predikatnya terletak pada
kelas kata verba.
3.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
S P O pel
N
N
Pada
terjemahan ayat 3 ini disebut klausa nomina karena predikatnya terletak pada kelas kata nomina.
4.
Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
S P O pel
N
Pada
terjemahan ayat 4 ini disebut klausa nomina karena predikatnya terletak pada
kelas kata nomina.
5.
Dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku
S
P O
N
sembah
pel
pada
terjemahan ayat 5 ini disebut klausa
nomina karena predikatnya terletak pada kelas kata nomina.
6.
Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku
S O
Pada
terjemahan ayat 6 ini hanya sebatas
klausa karena sudah menduduki salah satu fungsi sintaksis tetapi tidak
menduduki fungsi predikatnya, maka belum bisa disebut klausa karena belum menduduki
funsi predikat.
Selasa, 15 Maret 2016
TUGAS 2 Analisis Frasa yang Terdapat Pada Lirik Lagu SURGA DI TELAPAK KAKI IBU
TUGAS KEDUA
Nama: MARDIA SENOVA
Npm : 146210124
Kelas: 4B
MK : Sintaksis
Nama Dosen : Ermawati S, S.Pd,. M.A.
SURGA DI TELAPAK KAKI IBU
Bercucuran air mata bila ku
mengenang
Betapakah besar budi ibunda berikan
Siang malam menderita hingga tak
dirasa
Sungguh besar kasih sayang ibunda
seorang
Duhai apakah gerangan bilaku
mengenang
Bagi insan melahirkan membesarkan
Tiada bahagia jika tiada puji doa
restu
Surga itu ditelapak kaki ibu
Siang malam menderita hingga tak
dirasa
Sungguh besar kasih sayang ibunda
seorang
Duhai apakah gerangan budi balasan
Bagi insan yang melahirkan
membesarkan
Tida bahagia jika tiada doa puji
restu
Surga itu ditelapak kaki ibu
ANALISIS
Bercucuran air mata
Atr up
Adj N
M D
Pada frasa ini terdapat frasa nomina
karena inti/upnya terletak pada nomina. Atributifnya “ bercucuran” sebagai
adjektiva dan inti/up nya “airmata” sebagai nomina. Frasa bercucuran
menerangkan (M) dan air mata sebagai yang diterangkan (D).
Bilaku mengenang
Atr UP
Adv adj
M D
Frasa ini di sebut frasa adjektiva
karena intinya terletak pada adjektivanya. Frasa “bilaku” itu adverbia dan
frasa “mengenang” itu adjektiva. Frasa “bilaku” menerangkan (M) frasa
“mengenang”. Sebaliknya, frasa “mengenang” diterangkan oleh frasa “ bilaku”.
Betapakah besar budi
Atr up atr
Adj
M D M
Frasa
ini disebut frasa adjektiva karena unsur intinya berada pada frasa adjektiva.
Frasa intinya terdapat di tengah pada frasa “ besar” dan yang lain menjelaskan
atau menerangkan frasa “besar” tersebut.
Ibunda berikan
Up Atr
N V
D M
Frasa
ini disebut frasa nomina karena unsur pusatnya berada pada kelas kata nomina.
Frasa “ ibunda sebagai unsur pusat dan frasa “berikan” sebagai atributifnya.
Frasa ibunda diterangkan oleh frasa berikan, dan frasa berikan menerangkan
frasa ibunda.
Sungguh besar
Atr up
adv
Adj
M D
Frasa
ini disebut frasa adjektiva karena unsur
pusatnya berada pada kelas kata adjektiva. Frasa sungguh menerangkan dan frasa
besar diterangkan.
Kasih
sayang ibunda seorang
Atr Up Atr
Adj N N
M D M
Frasa
ini disebut frasa nomina karena unsur pusat/intinya terletak pada kelas kata
nomina. Frasa “kasih sayang” sebagai adjektiva dan sebagai atributif, frasa
“ibunda” sebagai nomina dan sebagai unsur pusat, Dan frasa “seorang” sebagai
nomina dan sebagai atributif. Frasa “ ibunda” diterangkan oleh frasa “ kasih
sayang” dan frasa “seorang”.
Duhai
apakah gerangan budi balasan
Atr inti atr
Adv P adj
M D M
Frasa
ini disebut frasa preposisional karena intinya terletak pada kelas kata
preposisional. Frasa preposisional diterangkan (D) oleh frasa advervial dengan
frasa adjektiva.
Bagi insan melahirkan
Atr Up
Atr
Adv N
V
M D M
Frasa ini disebut frasa nomina
karena intinya terletak pada kelas kata nomina. Frasa “insan” sebagai
inti/unsur pusatnya dan yang lain sebagai atributifnya. Dan frasa “insan”
sebagai yang diterangkan dan yang lain sebgai yang menerangkan
Tiada bahagia
Atr Up
P Adj
M D
Frasa ini disebut frasa adjektiva
karena unsur pusatnya terletak pada kelas kata adjektiva,dan frasa “tiada”
sebgai atributif dan berada pada kelas kata preposisional. frasa “bahagia”
sebagai yang diterangkan (D) dan frsa lain sebgai yang menerangkan.
Jika tiada doa puji restu
Atr Up
P Adj
M D
Frasa ini disebut frasa adjektiva
karena intinya terletak pada kelas kata adjektiva. Kelas kata adjektiva ini
sebagai yang diterangkan dan kelas kata preposisional sebagai yang menerangkan
atau sebagai atributifnya.
Surga itu
Up Atr
N Det
D M
Frasa ini disebut frasa nomina
karena unsur pusatnya terletak pada kelas kata nomina, dan frasa “itu” sebagai
determinan. Frasa “surga” sebagai yang diterangkan dan frasa “itu” sebagai yang
menerangkan.
Ditelapak kaki ibu
Up Atr
N N
D M
Frasa ini disebut frasa nomina
karena unsur inti terletak pada kelas kata nomina.frasa “ditelapak” sebagai
unsur pusat, pada kelas kata nomina dan sebgai yang diterangkan. Frasa “kaki
ibu” sebagai atributif, pada kelas kata nomina dan sebagai yang menerangkan.
Siang malam menderita
Up Atr
Adv N
D M
Frasa ini disebut frasa adverbia,
karena frasa tersebut berada pada kelas kata adverbia. Frasa “siang malam”
sebagai unsur pusat, pada kelas kata adverbia dan diterangkan (D). Frasa “menderita” sebgai atributif, pada kelas kata nomina dan
yang menerangkan.
Sungguh besar
Atr up
adv
Adj
M D
Frasa
ini disebut frasa adjektiva karena unsur
pusatnya berada pada kelas kata adjektiva. Frasa sungguh menerangkan dan frasa
besar diterangkan.
Kasih
sayang ibunda seorang
Atr Up Atr
Adj N N
M D M
Frasa
ini disebut frasa nomina karena unsur pusat/intinya terletak pada kelas kata
nomina. Frasa “kasih sayang” sebagai adjektiva dan sebagai atributif, frasa
“ibunda” sebagai nomina dan sebagai unsur pusat, Dan frasa “seorang” sebagai
nomina dan sebagai atributif. Frasa “ ibunda” diterangkan oleh frasa “ kasih
sayang” dan frasa “seorang”.
Langganan:
Postingan (Atom)